TAK KALA KIAMAT

Oleh: Alifuddin Dongoran

Bismillah hirrohmanirrohim)

Apa yang dicari dalam hidup? Tentu orang akan menjawab kesenangan dan kebahagiaan. Seba-gian lainnya memilih damai dan  sejahtera  atau   hidup dengan berkecukupan. Ada juga menjawab lebih cerdas: keselamatan. Ketika dilanjut-nya menjadilah ia padanan kalimat: hidup selamat dalam kebajikan di dunia dan menuai kebahagiaan di akhirat.

Hidup memanglah sebuah pilihan, yang mengharuskan setiap diri bisa survival (berke-langsungan hidup), dan itulah fitrah kejadian atas semua manusia di bumi ini. Hanya orang-orang yang putus asa sajalah yang suka mengakhiri hidupnya dengan memper-gunakan  atau   menempuh

jalan-jalan yang mempercepat ia sampai ke titik ajal. Tindakan semacam ini, apa pun dalihnya, tentu tidak dibenarkan oleh Islam.Jangan putus asa. Putus asa adalah bagian dari meremehkan

rahmat Allah, sebagaimana Al-Qur'an menukilkan, "Katakan-lah: Hai hamba-hamba-Ku yang

melampaw batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah yangMaha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Azumar 53)

Jalan Tuhan

Sering kita dengar ketika ada kejadian, seperti malapetaka yang menimpa seseorang, lalu orang-orang pun memberi peng-hiburan, bahwa apa yang dialami si kerabat itu sebagai sesuatu ketetapan dari Sang Maha Kuasa, mereka pun menuturkan: "Ini memang sudah jalan Tuhan." Lalu, patut dipertanyakan, di manakah letak 'jalan Tuhan'-nya jika ternyata yang bersangkutan celaka, terkorban, atau menyu-dahi hidupnya justru akibat dari sesuatu yang telah melampaui batas dan berputus asa dari rahmat Allah?


Kalimat yang bermula dari kaum nonmuslim itu kini sering dipakai oleh kaum muslimin untuk memperdekatkan pada idiom qada' don qadar sesuai rangkaian rukun iman yang e-nam. Sementara rumus mana ketentuan yang dari Allah SWT dan mana pula ketentuan yang bukan dari Allah (sebagai pilihan manusia) dijelaskan dalam ayat-Nya ini, "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa." (QS Ar-Ruum 36) Dari sini jelas, yang bertaburan rahmat itulah yang merupakan ketetapan dari Tuhan, sedang musibah atau marabaha-ya menjadi pilihan para hamba sendiri.

Apa saja yang menjadi pilihan hidup seseorang, sesungguhnya

akan kembali kepada dirinya juga. Dia berbuat, dialah yang akan merasakan baik dan buruk, manis dan pahit, atau suka dan dukanya hidup yang dijalaninya itu. Allah SWT melalui alam terkembang luas ini memberi fasilitas untuk para makhluk memainkan kreasi dirinya.

Ada yang berjalan dan berlaku lurus di muka bumi, dialah orang yang amanah yang senantiasa berbuat kebaikan. Ada yang ber­jalan semau-maunya dan cende-rung merusak, dialah orang yang khianat lantaran tidak memfungsi-kan dirinya secara baik selaku abdi dan khalifah-Nya.

Sepuluh Golongan

Bagaimanakah gambaran tentang keadaan manusia di yaumil akhir kelak, yaitu sebagai cerminan dari apa yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia, hadits ini memberikan gambaran untuk kita camkan.

Mu'adz bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata'tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?" (An-Naba': 18)

"Wahai Mu'adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar," jawab Rasulullah. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.

" "Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpul-kan pada hari kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mere­ka dari jama'ah kaum musli-min dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang ber-wujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama'­ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuh-nya lebih  busuk daripada bangkai; dan ada yang berseli-mutkan kain yang dicelup aspal mendidih."

"Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang ha­ram, seperti cukai dan uang suap."

"Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yan-g ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memu-tuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia .suka ujub (menyombongkan din) dengan amalnya."

"Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya berto-lak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetang-ganya."

"Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada   penguasa  dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang dengan    menuruti    semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka. Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabbur dan mem-banggakan din." (HR. Qurthu-bi).




10   RUPA   KEBURUKAN


Dari Hadits Rasulullah SAW, akan tergambar bagaimana keadaan manusia yang berlaku curang dan tidak amanah dalam menjalani hidup di dunia.

1.     Berwajah kera untuk orang yang suka mengadu domba di antara manusia.


2.     Berwujudbabi untuk orang yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram.

3.     Berjalan jungkir-balik untuk mereka yang gemar memakan riba.

4.     Buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam me-mutuskan hukum.

5.    Tuli dan Bisu untuk orang yang suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.

6.     Memakan lidahnya sendiri untuk ulama dan pemberifatwa yang ucapannya berbeda dengan amal perbuatannya.

7.    Tangan dan kaki yang terpotong untuk orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.

8.    Disalib di batangan besi panas untuk yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu.

9.    Tubuh Busuk melebihi bau bangkai untuk orang yang suka bersenang-sen3ng dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.

10.  Berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih untuk orang yang suka takabbur dan membanggakan diri.

Jika hendak selamat berada dalam barisan Nabi Muhammad SAW di yaumil akhir kelak, maka hindaridari perbuatan ini: ujub/sombong, memperturut syahwat, mengadu/bersaksi palsu, menyakiti orang lain, berlaku zhalim, makanan/pekerjaan haram, memakan riba, dan mengadu domba antarsesama. Hiduplah dengan wajar dan baik-baiksaja, perbanyakamal ibadah.

Atau mungkin anda telah membulatkan tekad untuk merasakan salah satu dari 10 azab di neraka?

.... Semoga kita semua terhindar dari 10 keburukan tersebut..amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar